Selasa, 17 Januari 2012

Mobil Nasional

Ini Dia Proses Pembuatan Esemka

 
JAKARTA - Hadirnya mobil Esemka yang dirakit oleh anak-anak SMK di Tanah Air, ternyata masih menimbulkan tanda tanya besar. Kenapa sih SMK membuat mobil, dan bagaimana awalnya mobil ini bisa lahir?

HOME INDUSTRY
Perjalanan ceritanya cukup panjang, bahkan bisa dibilang terkait area perdagangan bebas di Asia tahun 2010. Salah satu efeknya, Indonesia akan kebanjiran barang-barang dari luar negeri yang lebih murah.

Fokus pun ditujukan guna menunjang pertumbuhan UKM, memacu industrialisasi berbasis home industry. “Nah SMK juga mengantisipasi dan mendukung program tersebut dengan program industri berbasis sekolah sehingga SMK menjadi tulang punggungnya. Dengan program pembelajaran industri kreatif sesuai jurusannya.

Misal jurusan elektronika membuat LCD proyektor, yang TI merakit laptop, yang otomotif membuat mobil ini. Ketika itu tahun 2009 dan saya terlibat langsung,” papar Budi Martono, koordinator pembelajaraan Industri Kreatif dari SMKN 2 Surakarta.

Menurutnya, sebelum membuat prototipe mobil, unit mesin dirakit dahulu, tentunya juga melalui program pembelajaran. Yaitu pro engineering, dimana siswa SMK diajari membuat desain blok mesin serta komponen engine lainnya.

Lalu ketika gambar kerja jadi, dilanjut eksekusi casting dan dirakit menjadi mesin (sekitar tahun 2009). Apakah dibuat dari nol? Tidak juga. “Kita lihat di sekitar ada apa saja,” ujarnya.

Saat itu jadilah sekitar 200 unit mesin, 19 unit dikirim ke Solo. Lantas di tahun 2011, SMK di Indonesia merakit sekitar 1.000 unit. Sekitar 200 unit diantaranya, saat ini dirakit di SMK Warga Surakarta.

“Nah komponen mesin yang bisa dibuat di Indonesia, dibuat di sini tentunya melibatkan industri mitra SMK. Yang tak bisa dibuat, ya dicarikan. Misal ring piston, katup, peranti injeksi,” kata Totok, sapaan karibnya. Singkatnya mesin berlabel Esemka 1.5i twincam 16 valve tersebut rampung.

Setelah perencanaan mesin rampung, proses prototipe perakitan mobil termasuk bodi dan lainnya dilakukan. “Waktu itu di tahun 2009-2010 awal, siswa merakit mobil menjadi mini truk, unit double cabin dan SUV. Dipandu oleh PT AIK (Autocar Industri Komponen) Jakarta.
Saat itu, dirakit oleh beberapa SMK di antaranya SMK Warga, SMKN 2, SMKN 5, SMK Muhamadiyah 2 Borobudur dan SMKN 1 Singasari. Semua itu ditujukan untuk pembelajaran siswa dan nyatanya mereka bisa.

“Di tahun 2010 lalu, kami mendapatkan anggaran untuk merakit mobil, jadilah yang besar (unit tersebut saat ini bisa dilihat di Solo Techno Park). Nah, unit dengan Kiat Motor, adalah mobil SUV yang pertama dirakit di AIK. Tentunya menjalani proses lagi, jadilah mobil itu. Yang digunakan hanya sasis dan mesin. Karena bodinya sudah diubah,” papar Heru Munandar, kepala sekolah SMK Warga Surakarta. Maksudnya adalah mobil yang digunakan Walikota dan Wakil Walikota Surakarta ini.

Menurutnya, tujuan pembelajaran bisa disebut berhasil, prototipe itu di tahun 2009-2010 silam pernah dipamerkan. Seperti di pasar Seni Ngarsopuro dan Solo Square. Saat itulah dilihat Jokowi.

Secara berkelakar dia ingin menggunakan mobil itu. Akhirnya di tahun 2011 mobil tersebut dirakit dalam kaitannya pembuatan bodi oleh siswa SMK (kelas 2 dan kelas 3) dibimbing oleh Sukiyat dari Kiat motor. Khususnya dua mobil Esemka Rajawali untuk Jokowi dan wakilnya.

Bengkel yang berlokasi di jalan Jogja Solo km. 4, Ngaran, Klaten itu memang merupakan mitra industri SMK. Di sana, para siswa (dari SMKN 2 dan SMK Warga) secara bergantian memodifikasi bentuk plat untuk bodi mobil serta proses pengecatan.

Prosesnya pun diakui Sukiyat, menggunakan proses handmade. Yakni pelat besi dikenteng manual. Disana pembuatan bemper, grill, kap mesin, pintu, fender dan sebagainya dilakukan, berikut proses pengecatan. Prosesnya termasuk ngebut, sekitar 4 bulanan.

Hingga kini, proyek pembelajaran ini masih berlangsung. Misalnya perakitan mesin dipusatkan di SMK Warga.Sedangkan Solo Techno Park menjadi tempat praktek bersama SMK untuk assembly. “Assembly line yang seperti ini, di Indonesia ada 23 tempat,” lanjut Totok. (mobil.otomotifnet.com)
Penulis : Gombak • Teks Editor : Bagja • Foto : Gombak
3
semka Mobil nasional
Mobil buatan anak negeri patutlah dibanggakan yang mungkin kedepannya negara kita tidak menggunakan produk luar lagi dan mencintai produk dalam negeri tapi langkah penggunaan mobnas ini mungkin banyak yang pro dan kontra sehingga dalam pencapaian slogan"cintai produk dalam negeri" hanya berupa kata-kata simbolis saja tanpa ada upaya yang nyata,bagi sobat yang penasaran gambar mobnas buatan anak smk solo berikut ini ada beberapa screenshot yang enthik rulez ambi dari forum kaskus





























semoga yang kontra dengan pengadaan mobnas menyadari bahwa cintai produk dalam negeri merupakan wujud nyata dari cinta tanah air tanpa ada embel-embel apapun dan buah karya anak bangsa harusnya dijadikan tonggak sejarah perkembangan dunia otomotif bangsa INDONESIA

sumber;http://www.kaskus.us/showthread.php?t=9834148

Minggu, 15 Januari 2012

KONTROVERSI SANG WALIKOTA DENGAN MOBIL KIAT ESMKA

Sobat MUDA LOGIKA, post admin kali ini akan membahas tentang KONTROVERSI SANG WALIKOTA DENGAN MOBIL KIAT ESMKA. hampir 2 minggu ini, semua deadline baik itu media cetak, broadcast, siaran tv, sampai media online pun, banyak sekali yang membicaraan tentang MOBIL KIAT ESMKA. mau tau beritanya, nih dia. udah admin siapkan buat anda!
Kesibukan Wali Kota Surakarta Joko Widodo akhir-akhir ini bertambah. Terutama setelah membuat kejutan mengganti mobil dinas Toyota Camry dengan Kiat Esemka, produksi siswa-siswa sekolah menengah kejuruan di Surakarta.

Sambutan dan sorotan masyarakat begitu besar terhadap mobil tersebut. Ada yang mendukung, tak jarang yang mencibir. Tapi hal itu tidak menyurutkan niat Jokowi--panggilan akrabnya, untuk mendorong mobil Kiat Esemka agar semakin terangkat.

“Sekarang saya menjadi brand ambassador mobil Esemka. Saya jadi duta promosi,” kata Jokowi kepada Tempo, Kamis, 5 Januari 2012. Dua hari terakhir, dia mengaku ke luar kota untuk mempromosikan mobil Kiat Esemka. Hasilnya, ada lebih dari 100 pesanan yang masuk. “Terakhir dari Bengkulu mau pesan,” ujarnya.

Mobil Esemka naik daun setelah Wali Kota Surakarta Joko Widodo menggunakannya sebagai mobil dinas. Mobil yang dirakit para pelajar SMK Warga Surakarta dan Kiat Motor tersebut menggunakan komponen 80 persen lokal dan 20 persen impor.

Menurut Jokowi, demam mobil Esemka memberi dampak positif dan harus dimanfaatkan betul. Terutama sebagai momentum untuk kemunculan mobil nasional. Sambutan masyarakat yang begitu antusias disebutnya sebagai bagian dari kerinduan akan kebanggaan produk sendiri. Selain itu, Jokowi juga berupaya membantu merancang proposal bisnis untuk memproduksinya secara massal.

Untuk mewujudkan rencana itu, Jokowi sedang mencari investor yang siap berinvestasi pada produksi mobil yang diharapkan menjadi cikal-bakal mobil nasional itu. "Prioritas tetap investor lokal," katanya soal siapa investor yang diharapkannya. Saat ditanya apakah ada yang bersedia berinvestasi, Jokowi berkata, "Dicari sampai ketemu. Kalau enggak ada investor lokal, biar saya saja yang jadi investor."

Rencananya, investor itu akan diajak bersama-sama membangun industri Kiat Esemka, mulai desain, perakitan, finishing, promosi, hingga penjualannya. Untuk model bisnis pengembangan Kiat Esemka ini, Jokowi akan tetap mengedepankan prinsip kemitraan dengan industri rumah tangga yang dikelola oleh lulusan SMK. Nantinya itu akan terintegrasi dengan pihak swasta, seperti Kiat Motor serta Solo Techno Park--pusat pendidikan dan teknologi di Surakarta.

Produksi massal Esemka, kata Jokowi, akan dilakukan setelah ada hasil uji emisi dan uji kelayakan dari Kementerian Perhubungan. Jika syarat-syarat itu sudah didapat, langkah berikutnya menggarap sisi bisnisnya. "Nanti akan menjadi bisnis komersial, yang sepenuhnya dikelola swasta dan Solo Techno Park, yang didukung Pemerintah Kota Surakarta," ujarnya.

Soal perjalanannya ke Malaysia, Rabu dan Kamis lalu, apakah ada kaitannya dengan promosi mobil Esemka, Jokowi enggan menjawabnya. Kamis malam lalu, saat ditanya soal acara ke Malaysia itu, ia berkata, "Promosi mobil ke luar kota." Di kantor Wali Kota Solo, acara Jokowi ke Malaysia itu hanya disebut kegiatan "kedinasan".

Menyikapi adanya suara-suara sumbang yang mengkritik mobil Kiat Esemka, Jokowi memilih tidak menanggapinya. Dia hanya meminta mereka yang mengkritik melihat kepada semangat dari siswa SMK yang ingin menunjukkan bahwa mereka mampu dan bisa. “Apa yang saya lakukan, hanya sebagai komitmen moral untuk anak-anak didik kita,” ucapnya.
nah, selepas dari KONTROVERSI SANG WALI KOTA, kita pun mestinya bisa mengambil hikmah, dengan terus mendukung gerakan MOBNAS yang nampaknya akan kembali didengungkan oleh pemerintah! so, EUREKA!

NB: BUAT YANG INGIN TAHU REVIEW TENTANG MOBNAS, TUNGGU POST SELANJUTNYA DARI KAMI!