Jumat, 26 Oktober 2012

smk migas cepu berkurban di hari Idul Adha 1433 H / 2012

بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم


رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِي
فَبَشَّرْنَاهُ بِغُلَامٍ حَلِيمٍ
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِن شَاء اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ

“Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh. Maka Kami beri Dia khabar gembira dengan seorang anak yang Amat sabar (yang dimaksud ialah Nabi Ismail as). Maka tatkala anak itu sampai (pada umur yang cukup dewasa) dan bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata : “Hai anakku Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Dia (Ismail) menjawab : “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu, insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.” (QS. Ash Shaffat 37 : 100-102)

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

ما عمل ابن آدم يوم النحر عملاً أحب إلى الله عز وجل من إراقة دم، وإنها لتأتي يوم القيامة بقرونها وأظلافها وأشعارها. وإن الدم ليقع من الله عز وجل بمكان قبل أن يقع على الأرض فطيبوا بها نفسا ً }رواه ابن ماجه والترمذي وحسنه{.
“Tidaklah salah seorang anak Adam beramal pada hari nahar ('Idul adha) dengan sebuah amalan yang lebih dicintai Allah daripada mengalirkan darah (menyembelih binatang kurban), dan sesungguhnya dia(binatang sembelihan) akan datang pada hari kiamat dengan tanduknya, kukunya, dan bulu-bukunya. Dan sesungguhnya darah kurban tersebut telah sampai kepada Allah, sebelum mengalir ke tanah.”(HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi dan dihasankannya)


Hikmah disyariatkan qurban
1.Taqarrub (medekatkan diri) kepada Allah subhanahu wa ta'ala,karena Allah telah berfirman

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
“Maka shalatlah untuk Rabbmu dan sembelihlah (berqurban).”







2.Menghidupkan sunah imam ahli tauhid, Ibrahim 'alaihissalam ketika beliau diperintahkan oleh Allah untuk menyembelih putranya Ismail 'alaihissalam, kemudian Allah menggantinya dengan domba yang besar, Allah berfirman:

وفديناه بذبح عظيم [الصافات:107].
“Dan kami gantikan dengan sembelihan yang besar.”(Ash-Shaaffat: 107) 

 
3.Berbagi kesenangan kepada orang fakir dan miskin, dengan daging yang disedekahkan kepada mereka.
4.merupakan bentuk syukur kepada Allah yang telah menundukkan binatang ternak kepada kita. Allah berfirman:
: فَكُلُوا مِنْهَا وَأَطْعِمُوا الْقَانِعَ وَالْمُعْتَرَّ كَذَلِكَ سَخَّرْنَاهَا لَكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ (36) لَن يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَكِن يَنَالُهُ التَّقْوَى مِنكُمْ كَذَلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِينَ [الحج:37،36].
“Maka makanlah sebahagiannya dan beri makanlah orang yang rela dengan apa yang ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta. Demikianlah Kami telah menundukan unta-unta itu kepada kamu, mudah-mudahan kamu bersyukur.Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketaqwan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkanya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Hajj:36-37)