Jumat, 17 Agustus 2012

DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA KE 67

UPACARA PERINGATAN HARI PROKLAMASI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA DI SMK MIGAS CEPU

PASKIBRA FOTHO BERSAMA Ka.SEKOLAH  (Ir.Bambang  Haryoko )  dan  Pelatih/Pembina  PASKIBRA (Dra.Sri Condrowati )

PASKIBRA SMK MIGAS CEPU SIAP MENJALANKAN TUGAS













PASKIBRA SMK MIGAS CEPU SIAP MENJALANKAN TUGAS MENGIBARKAN BENDERA PUSAKA













PASKIBRA DENGAN LANGKAH TEGAP MENGAWAL BENDERA  PUSAKA




PROTOKOL MENEMPATKAN DIRI













UPACARA HARI PROKLAMASI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA DI SMK MIGAS  DENGAN PEMBINA  UPACARA Ir,Bambang  Haryoko ( Ka,Sekolah) SEBAGAI PENGGANTI Ir.Djaswadi,MSi YANG TELAH PURNA TUGAS DI SMK MIGAS CEPU













PASKIBRA MENGAWAL PEMBAWA BENDERA PUSAKA 













BENDERA PUSAKA MERAH PUTIH SIAP DIKIBARKAN



































Rabu, 15 Agustus 2012

DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA





KRAWANG-BEKASI                                                             Oleh :Chairil Anwar

Kami yang kini terbaring antara Krawang-Bekasi
tidak bisa teriak “Merdeka” dan angkat senjata lagi.
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami,
terbayang kami maju dan mendegap hati ?
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu.
Kenang, kenanglah kami.
Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa
Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan
Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan
atau tidak untuk apa-apa,
Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata
Kaulah sekarang yang berkata
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kenang, kenanglah kami
Teruskan, teruskan jiwa kami
Menjaga Bung Karno
menjaga Bung Hatta
menjaga Bung Sjahrir
Kami sekarang mayat
Berikan kami arti
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian
Kenang, kenanglah kami
yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Krawang-Bekasi