Minggu, 16 Desember 2012

smk migas cepu dalam parade seni di blora dengan tema " cupu retno"

"CEPU"
Cerita rakyat yang menceritakan terjadinya nama "Kota CEPU"Kabupaten Blora Propinsi Jawa Tengah
dalam cerita ini diceritakan Pada waktu Dewi Cupu Retno mau membawa hasil bumi dari daerah sebagai tanda hormat dan tunduk( asok glondong pangareng areng )di kasultanan mataram dihalang halangi oleh prajurit jipang panolan ,tiba tiba dewi cupu retno lari lantas dikejar oleh Ki Balun akirnya sampai dipanah hingga mengenai paha (pupu :bhs jawa ) dan menancap di paha dewi cupu retno .jika nanti ramainya zaman wilayah ini ditandai wilayah "CEPU" yang berasal dari kata "mancep ing pupu"( tertancap di paha :bhs Indonesia ).

siswa siswi smk migas cepu peserta parade seni budaya di blora saat menerima pengaraahan dari Ir.Bambang Harjoko,MT dan pengarah tari sebelum berangkat keblora









kontingen parade seni budaya smk migas cepu bersiap memasuki arena pentas parade seni











para penari bersiap untuk unjuk kebolehannya












 parodi kecil dipentaskan dengan tari tarian daerah blora











Bayu pembawa panah yang menancap di paha dewi cupu retno












dengan gerak yang gemulai dan lincah siswa siswi smk migas cepu tampil dengan menjiwai dan penuh semangat










sepanjang jalan siswa siswi smk migas cepu selalu menampilkan tampilan terbaiknya dan memukau semua penonton










siswa siswi smk migas cepu dengan tarianya yang indah mendapat sambutan masyarakat kota blora dan sekitarnya dengan antausiasnya mereka ingin melihat tampilan terbaik dari smk migas cepu " smk migas cepu hadir  ! smk migas cepu hadir !"








dewi cupu retno bersama bayu pembawa panah yang menusuk pahanya











Guru sebagai peran pembentuk karakter anak didik dan memberikan tauladan pada anak didik selalu mengikuti langkah siswa siswinya .

Senin, 29 Oktober 2012

smk migas cepu " Hari Sumpah Pemuda dengan Semangat Nasionalisme"

Upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda dengan petugas upacara guru dan karyawan diharapkan bisa memberi contoh pada siswa bahwa upacara harus betul betul dilakukan dengan penuh kidmad ,dengan menjiwai nasionalisme ,menjiwai nilai nilai perjuangan para pahlawan  dalam membela tanah air dan memproklamirkan kemerdekaan Indonesia sebagai Negara Republik Yang Sah dan diakuai oleh PBB dan semua negara.

Sumpah Pemuda adalah bukti otentik bahwa tanggal 28 Oktober 1928 bangsa Indonesia dilahirkan. Oleh karena itu sudah seharusnya segenap rakyat Indonesia memperingati momentum 28 Oktober sebagai hari lahirnya bangsa Indonesia. Proses kelahiran Bangsa Indonesia ini merupakan buah dari perjuangan rakyat yang selama ratusan tahun tertindas dibawah kekuasaan kaum kolonialis pada saat itu, kondisi ketertindasan inilah yang kemudian mendorong para pemuda pada saat itu untuk membulatkan tekad demi mengangkat harkat dan martabat hidup orang Indonesia asli, tekad inilah yang menjadi komitmen perjuangan rakyat Indonesia hingga berhasil mencapai kemerdekaannya
17 tahun kemudian yaitu pada 17 Agustus 1945.

Kongres Pemuda Indonesia Kedua

Gagasan penyelenggaraan Kongres Pemuda Kedua berasal dari Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi pemuda yang beranggota pelajar dari seluruh Indonesia. Atas inisiatif PPPI, kongres dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi dalam tiga kali rapat.

Rapat pertama, Sabtu, 27 Oktober 1928, di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Waterlooplein (sekarang Lapangan Banteng). Dalam sambutannya, ketua PPPI Sugondo Djojopuspito berharap kongres ini dapat memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pemuda. Acara dilanjutkan dengan uraian Moehammad Yamin tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan

Rapat kedua, Minggu, 28 Oktober 1928, di Gedung Oost-Java Bioscoop, membahas masalah pendidikan. Kedua pembicara, Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, berpendapat bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, harus pula ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak juga harus dididik secara demokratis.



Pada rapat penutup, di gedung Indonesische Clubgebouw di Jalan Kramat Raya 106, Sunario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Sedangkan Ramelan mengemukakan, gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional. Gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-anak disiplin dan mandiri, hal-hal yang dibutuhkan dalam perjuangan.




Sebelum kongres ditutup diperdengarkan lagu "Indonesia Raya" karya Wage Rudolf Supratman yang dimainkan dengan biola saja tanpa syair, atas saran Sugondo kepada Supratman. Lagu tersebut disambut dengan sangat meriah oleh peserta kongres. Kongres ditutup dengan mengumumkan rumusan hasil kongres. Oleh para pemuda yang hadir, rumusan itu diucapkan sebagai Sumpah Setia.



Sumpah Pemuda
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
Kedoewa
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Ketiga
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.

Pembukaan UUD 45 sebagai landasan hukum Bangsa Indonesia sebagai dasar penyusunan perundang undangan yang berada di Indonesia.









bentuk perwujudan cita cita Sumpah Pemuda ,siswa berprestasi dalam bidang olah raga sebagai juara II komite se Jawa Tengah.